LAPORAN MARKET INTELLIGENCE
PERSAINGAN INDUSTRI PELUMAS KIAN KETAT
Juli 2009
Latar belakang
Industri pelumas di dalam negeri diperkirakan akan menghadapai tingkat persaingan yang semakin ketat tahun ini. Hal ini disebabkan karena permintaan yang melemah akibat permintaan otomotif yang pertumbuhannya tidak setinggi tahun sebelumnya.
Pasar pelumas tahun 2009 diperkirakan anjlok hingga 30 %. Pemicunya adalah penurunan produksi sepeda motor nasional yang diperkirakan cuma 4,5 juta unit dan produksi mobil nasional sekitar 350.000 unit. Dengan kondisi daya beli masyarakat byang menurun maka penurunan permintaan pelumas khususnya untuk sepeda motor juga karena panggantian pelumas menjadi lebih lama waktunya. Sementara itu, permintaan pelumas untuk mobil tidak akan banyak terpengaruh karena umumnya penggantian pelumas sudah terjadwal.
Sektor otomotif mencakup sekitar 60 persen pasar pelumas di Indonesia, sementara sisanya sebesar 40 persen merupakan pasar pelumas untuk industri. Permintaan pelumas pada tahun 2008 mencapai sekitar 650 juta liter. Diperkirakan karena kelesuan di sektor otomotif permintaan pelumas tahun ini akan menurun sekitar 195 juta liter, sehingga total kebutuhan pelumas pada tahun 2009 hanya sekitar 455 juta liter saja.
Standar wajib pelumas belum ada
Tingkat persaingan industri pelumas di dalam negeri cukup ketat terbukti dengan banyaknya produk-produk impor di pasar dalam negeri. Mudahnya produk baru untuk masuk ke pasaran membuat tingkat persaingan juga meningkat. Hingga saat ini terdapat kurang lebih 250 merek pelumas di pasaran dalam negeri.
Banyaknya merek produk impor ini terjadi karena belum ada standar wajib bagi produk pelumas untuk masuk ke pasaran. Standar yang ada saat ini sifatnya masih sukarela.
Proses standarisasi ini saat ini masih tertahan karena notifikasi yang diajukan oleh Badan Standar Nasional kepada World Trade Organization (WTO) harus direvisi oleh Departemen ESDM. Departemen ESDM akan mengeluarkan setidaknya terdapat 10 jenis pelumas yang akan dikenakan SNI Wajib pelumas.
Standar yang digunakan pada minyak pelumas yang beredar di Indonesia antara lain API (American Petroleum Institute), JASO (Japanese Automotive Standard Organization), ACEA (European Automobile Manufacturers Association).
Produsen Lube oil base di Indonesia
Pertamina memproduksi bahan baku pelumas atau lube base oil (LBO) sebagai salah satu produk dari kilang minyaknya yaitu Kilang minyak Cilacap. Kilang Minyak UP IV Cilacap menghasilkan Lube Base Oil dengan Group I dan II dari jenis HVI- 60, HVI - 95, HVI -160 S, HVI - 160 B dan HVI - 650.
Lube Base Oil diproduksi oleh Lube Oil Complex I & II. produk ini kemudian dicampur dengan additive untuk menjadi pelumas seperti "Mesran", dan produk lain yang sejenis. Dengan peningkatan capasitas melalui proyek Debottlenecking (1998/1999), maka dibangun Lube Oil Complex III (LOC III), sehingga kapasitas bertambah dari 225000 ton/tahun menjadi 428 ribu ton/tahun.
Tingkat produksi Lube base oil setelah debottlenecking adalah sebagai berikut:
1. HVI-60 = 69,400 ton/tahun
2. HVI-95 = 108,500 ton/tahun
3. HVI-160s = 104,600 ton/tahun
4. HVI-650 = 145,500 ton/tahun
Produksi Lube Base Oil ini disalurkan ke Lube Oil Blending Plant (LOBP) di Unit Produksi Pelumas PERTAMINA yang berada di Jakarta, Surabaya dan Cilacap untuk diproduksi menjadi produk pelumas, dan kelebihan produksi Lube Base Oil (exces product) dijual di pasar dalam negeri dan luar negeri.
Selain itu, Pertamina bekerja sama dengan SK Energy telah membangun pabrik yang memproduksi bahan pelumas sintetis (lube based oil group 3) di Kilang UP II Dumai. Kerjasama ini menjadikan Pertamina sebagai produsen kedua di Asia setelah Korea. Jenis Lube Base Oil yang dihasilkan adalah type 100-N dan 150-N. LBO ini akan menjadi produk unggulan internasional Pertamina di pasar pelumas."
Proyek pembangunan kilang LBO Group III di Kota Dumai itu selesai dikerjakan 25 Maret 2008 lalu, atau dua bulan lebih cepat dari target awal yang semula diperkirakan akan selesai dalam kurun waktu 18 bulan. Pertamina mulai memproduksi pelumas sintetis sejak pertengahan tahun lalu dengan kapasitas 75 ribu KL per tahun. Hasil produknya dipasarkan di luar negeri oleh SK Energy dan di dalam negeri oleh Pertamina.
Lube oil blending plant
Selain Pertamina di Indonesia terdapat beberapa produsen pelumas yang melakukan produksi di Indonesia. Produsen tersebut diantaranya adalah, PT Wiraswasta Gemilang Indonesia (WGI), PT Agip Lubrindo Pratama, dan PT Castrol Indonesia.
Di tengah persaingan industri blending pelumas di dalam negeri yang cukup ketat Pertamina sebagai pemain terbesar pada bulan November 2008 telah menambah kapasitas produksi blending pelumas dengan menyelesaikan pembangunan pabrik pelumas baru di Gresik, Jawa Timur. Selain pabrik di Gresik tersebut, pabrik blending pelumas Pertamina lainnya terdapat di Jakarta dengan kapasitas produksi 300 ribu kl, Surabaya berkapasitas 130 ribu kl dan Cilacap berkapasitas 120 ribu kl per tahun.
PT Pertamina menyelesaikan proyek pembangunan Lube Oil Blending Plant (LOBP) Unit Produksi Pelumas Pertamina Gresik sejak 1 November 2008. Pembangunannya dimulai sejak 26 April 2007 dengan nilai investasi Rp 220 miliar. Kapasitas produksi pelumas di Gresik ini mencapai 65.000 kiloliter per shift per tahun. Pabrik ini mampu beroperasi hingga dua shift sehingga kapasitas produksinya bisa mencapai 130.000 kiloliter. Sementara itu, kapasitas timbun raw material (bahan baku) berupa base oil dan aditive mencapai 14.000 kiloliter dan produk akhir sebesar 1.800 kiloliter.
LOBP di Gresik ini memadukan dua teknologi, yakni in line blending dan automatic batch blending. Fasilitas pengisian produk otomasi, botol plastik lithos empat jalur sebesar 165.600 boks per shift per bulan atau 3.382 kiloliter per shift per bulan. Pengisian drum 209 liter empat jalur sebesar 24.600 drum per shift per bulan atau 5.150 kiloliter per shift per bulan.
PT Wiraswasta Gemilang memiliki plant site dan operations di daerah Bekasi saat ini kapasitas sebesar 120 ribu kilo liter per tahun. Pada tahun 2006 yang lalu kapasitas produksinya tercatat baru mencapai 75.000 kl. Pelumas yang dihasilkannya antara lain adalah Evalube, Pennzoil, pelumas untuk industri, serta marine.
PT. Agip Lubrindo Pratama merupakan perusahaan yang memproduksi pelumas AGIP semenjak tahun 1997, merupakan salah satu perusahaan pelumas di Indonesia yang mengolah minyak pelumas bekas dengan kapasitas kilang feed stock 40.000 MT/tahun atau sekitar 60 ribu kl/tahun. Seperti halnya PT Agip, maka PT Wiraswasta Gemilang juga menggunakan minyak pelumas bekas sebagai bahan baku pembuatan minyak pelumasnya. ......Lihat Daftar Isi>>