2008-2009 DATA CONSULT. All rights reserved.
INDONESIAN COMMERCIAL NEWSLETTER
Februari  2011

FOKUS

PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI INDONESIA SELAMA TRIWULAN I 2011 POSITIF


Pada tahun 2010, Ditengah krisis finansial global terutama di negara Eropa dan Amerika Serikat  yang belum juga berakhir sampai saat ini, ekonomi Indonesia tumbuh lebih pesat, sampai akhir tahun 2010 pertumbuhan ekonomi telah meningkat sebesar 6,1%.

Kuatnya fundamental ekonomi Indonesia yang ditunjukan oleh indikator ekonomi makro yang positif, seperti meningkatnya ekspor, menguatnya nilai tukar Rupiah, IHSG yang terus mencapai rekor tertinggi, semua itu  telah meningkatkan kepercayaan dunia sehingga Indoneisa terus dibanjiri oleh modal asing, baik melalui pasar saham dan pasar uang maupun melalui Foreign Direct Investment (FDI).

Pada tahun 2009 ketika dunia menghadapi krisis finansial yang ditandai dengan pertumbuhan ekonomi dunia yang negatif yaitu sebesar -1,9% (Sumber: WDI and GDF 2010, World Bank Statistics), ekspor Indonesia mengalami penurunan yang cukup besar yaitu hampir 15% dari US$ 137 miliar tahun 2008 menjadi US$ 116 miliar. Namun semenjak  akhir tahun 2009 pasar ekspor mulai membaik dan memasuki tahun 2010 ekspor Indonesia  telah kembali tumbuh sehingga sampai akhir tahun 2010 ekspor telah mencapai US$ 157,7 miliar atau jika dibandingkan dengan tahun 2009 meningkat 35,4 %. Nilai ekspor tahun 2010 ini sudah bisa melampaui rekor nilai ekspor tertinggi sebelumnya yang dicapai  tahun 2008 yaitu US$ 137 miliar.

Selama triwulan I -2011, ekspor terus meningkat. Tercatat nilai ekspor Januari - Maret 2011 telah mencapai US$ 45,31 milyar, berarti meningkat sebesar 27,51 % dibandingkan perioda yang sama tahun 2010.

Peningkatan ekspor ini diikuti dengan peningkatan impor. Sampai  triwulan I-2011 impor telah mencapai US$ 38.78 miliar atau meningkat 29,46 % dibanding perioda yang sama tahun 2010.

Kenaikan impor selain mengindikasikan meningkatnya kembali sektor industri manufaktur karena sebagian besar impor adalah bahan baku untuk industri, akan tetapi impor yang tinggi juga terjadi karena konsumsi masyarakat yang meningkat sejalan dengan peningkatan daya beli masyarakat dan pada sektor tertentu seperti industri tekstil, impor meningkat karena daya saing industri tekstil menurun. Sementara itu dari faktor eksternal impor meningkat karena  mulai berlakunya pasar bebas antara Indonesia dan China yang menyebabkan banyaknya impor dari China yang relatif harganya lebih murah.

Kepercayaan dunia terhadap ekonomi Indonesia juga ditunjukkan oleh derasnya modal asing masuk ke Indonesia. Salah satu indikator adalah naiknya indeks bursa saham Indonesia yang cukup tinggi dan menjadi salah satu bursa saham yang paling menarik di dunia selama tahun 2010. IHSG  selama tahun 2010 telah meningkat dari 2,534  tahun 2009 menjadi 3.684 sampai akhir bulan Desember 2010.

Selama triwulan I 2011, pertumbuhan IHSG melambat. Hal ini lebih banyak disebabkan oleh faktor eksternal karena krisis finansial dunia terutama dari zona euro masih belum pulih, bahkan dikhawatirkan dari Yunani merembet kenegara lain termasuk Spanyol, Portugal, Irlandia dan Italia. Pada maret 2011 IHSG bertahan pada level 3.678.

Sementara itu nilai tukar Rupiah cukup stabil selama tahun 2010. Ketika  terjadi gejolak akibat krisis finansial, Rupiah sempat anjlok menjadi Rp 12.000 per US$. Namun dengan membaiknya ekonomi Indonesia ditengah ekonomi dunia yang masih lesu, Rupiah kembali menguat dan bertahan pada level dibawah Rp 8.900 per US$ pada akhir Desember 2010, tingkat yang dianggap masih aman baik bagi konsumen Indonesia maupun bagi eksportir. Sepanjang tahun 2011, sampai Maret 2011, Rupiah makin perkasa dan menguat sampai level Rp. 8.774 per US$ (kurs tengah BI).

Besarnya arus modal asing juga ditunjukkan oleh meningkatnya cadangan devisa Indonesia sampai bulan Desemberr 2010 cadangan devisa telah mencapai US$ 96,2 miliar. Pada tahun 2009 cadangan devisa Indonesia baru mencapai US$ 66,1 miliar. Sepanjang tahun 2011, sampai bulan Maret 2011, cadangan devisa telah melampau US$ 100 milyar, yaitu mencapai US$ 105,7 milyar. Diperkirakan cadangan devisa akan terus meningkat karena masih derasnya aliran modal asing yang masuk ke Indonesia dan meningkatnya ekspor.

Peningkatan ekspor tahun 2010 terjadi pada seluruh sektor, salah satunya yang cukup menonjol adalah untuk sektor industri dan pertambangan. Kenaikan ekspor sektor industri manufaktur terkait dengan mulai pulihnya ekonomi dari negara tujuan ekspor seperti Amerika Serikat dan Eropah pada tahun 2010 setelah sebelumnya mengalami kesulitan ekonomi akibat krisis finansial global. Sementara kenaikan ekspor sektor pertambangan berkaitan dengan tingginya harga komoditi pertambangan dalam dua tahun terakhir setelah mengalami penurunan tahun 2009.

PDB triwulan I 2011 mencapai 6,5% (y-on-y)

PDB selama triwulan I 2011, bila dibandingkan dengan tahun 2010, tumbuh sebesar 6,5  persen (y-on-y), dimana hampir semua sektor tumbuh positif dan yang tertinggi di Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 13,8 persen, sedangkan pertanian pertumbuhannya terkecil dibanding sektor lain yaitu 3,4 persen (y-on-y). Sektor Pertambangan masih terus meningkat, pada tahun 2011 pertumbuhannya samapai triwulan I-2011 telah mencapai 4,6% (y-on-y)

Dengan tumbuhnya hampir semua sektor ekonomi dibanding tahun 2010, maka dapat  disimpulkan pada tahun 2010 lalu Indonesia sudah mampu keluar dari krisis finansial global dan tumbuh dengan lebih pesat.


Peranan sektor pertambangan naik sedangkan  industri manufaktur menurun

Sektor industri pengolahan/manufaktur merupakan sektor ekonomi yang memberikan andil terbesar terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang mencapai 24,1%. Baru disusul oleh sektor pertanian dan perdagangan.

Walaupun masih yang terbesar, peranan sektor industri pengolahan semenjak krisis moneter sekitar 10 tahun yang lalu terus merosot. Dalam tiga tahun terakhir pun Industri pengolahan belum sepenuhnya bangkit. Pada tahun 2008 sektor industri pengolahan masih memiliki peran sebesar 27,8% kemudian menurun pada tahun 2010 menjadi 24,8%. Meski dalam tiga tahun terakhir PDB sektor industri pengolahan telah mulai tumbuh positif, namun pertumbuhannya masih lebih rendah dibanding sektor lainnya.

Fenomena  menurunnya peranan sektor industri manufaktur karena terjadinya proses deindustrialisasi yaitu banyaknya industri yang makin menurun kemampuannya karena mesin yang sudah tua dan teknologi yang ketinggalan sehingga menyebabkan daya saing yang melemah. Sementara itu investasi baru di sektor industri manufaktur masih sangat rendah karena masih rendahnya kepercayaan dari sektor perbankan untuk mengucurkan kredit ke sektor industri manufaktur.

Semenjak krisis moneter tahun 1998, industri manufaktur sangat terpukul karena banyaknya kredit macet yang menyebabkan kebangkrutan, atau jika masih beroperasi namun jalannya tersendat. Kebanyakan industri manufaktur kesulitan untuk melakukan peremajaan mesin karena minimnya modal dan sulitnya akses ke sumber pembiayaan karena perbankan masih banyak yang menilai sektor industri manufaktur masih berisiko tinggi.

Sebenarnya mulai tahun 2010 beberapa sektor dari industri manufaktur sudah mulai bangkit terutama dimotori oleh industri makanan dan minuman, dan industri otomotif. Pertumbuhan ini terus berlangsung pada tahun 2011sejalan dengan makin tingginya permintaan baik di pasar domestik maupun ekspor. Misalnya penjualan mobil tahun 2010 mencapai rekor dengan yaitu sebesar 764 ribu unit.

Penurunan peran sektor industri manufaktur terhadap PDB dalam tiga tahun terakhir juga disebabkan naiknya peran sektor  lainnya seperti sektor pertanian dan pertambangan yang meningkat karena dampak dari naiknya harga komoditas primer di pasar dunia sementara Indonesia banyak berperan dalam ekspor komoditas primer tersebut seperti minyak kelapa sawit, karet, batubara dan lain-lain.

Sektor Pertambangan dalam tiga tahun terakhir ini terus meningkat perannya dalam PDB, yaitu dari 10,6% tahun 2009 menjadi 11,7% tahun 2011. Walaupun investasi di sektor pertambangan masih relatif rendah, namun dengan meningkatnya harga berbagai barang tambang di pasar dunia, maka penghasilan dari sektor ini terus meningkat.

Dengan semakin baiknya fundamental ekonomi dikawasan ASIA, maka diperkirakan Indonesia akan mampu terus mempertahankan pertumbuhan ekonominya selama tahun 2011, walaupun pada saat yang sama dunia masih dirundung kekhawatiran bahwa krisis yang sedang dihadapi Eropa akan makin meluas.

MONTHLY REPORT
INDONESIAN COMMERCIAL NEWSLETTER (ICN)
Topik Terkait

ICN -Februari2011

FOKUS: PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI INDONESIA SELAMA TRIWULAN I 2011 POSITIF

PROFIL INDUSTRI: INDUSTRI PERTAMBANGAN LOGAM DI INDONESIA
  • Latar Belakang
  • Cadangan Mineral Indonesia
  • Perusahaan Pertambangan Mineral Logam
  • Pemain utama industri mineral logam
  • Cuaca buruk hambat produksi mineral logam
  • Produksi emas berfluktuasi        
  • PT NNT  pacu produksi tembaga 2010 sebelum lakukan perluasan lahan        
  • Produksi timah menurun        
  • Produksi nikel stabil        
  • Peta pemain industri  mineral logam belum mengalami perubahan        
  • Wilayah Timur Indonesia masih dominasi produksi mineral logam        
  • Penjualan Domestik        
  • Ekspor Mineral Logam        
  • Ekspor emas terpengaruh merosotnya kinerja  PT Freeport
  • Ekspor  nikel 2011 dikhawatirkan akan menurun        
  • Ekspor timah menurun
  • Singapura Tujuan utama ekspor timah Indonesia 2011
  • Pemasaran
  • Pengelolaan limbah faktor penting kelangsungan operasional tambang        
  • Kebijakan Pertambangan di Indonesia masih menyisakan kendala        
  • Investasi baru dan pengembangan pertambangan PT Antam Tbk        
  • Prospek dan Kesimpulan


INDUSTRI : PROYEK INVESTASI SMELTER MINERAL LOGAM DI INDONESIA

HOME            Laporan Utama          Fokus            Daftar Isi          Berlangganan   
Web Page Maker, create your own web pages.